Setiap menjelang Subuh, MNC TV menayangkan film berjudul "Umar bin
Khattab", sebuah film religi tentang sejarah Islam yang patut untuk
ditonton di bulan Ramadan ini. Salah satu yang paling menarik bagi saya,
tentu saja tokoh Umar bin Khattab yang di film itu menjadi 'tokoh
sentral' tanpa juga menafikan tokoh lain dari para sahabat Nabi
Muhammad saw.
Apa yang menarik dari Umar? Selain
keberaniannya dalam membela Islam, juga keberaniannya dalam berijtihad.
Tak heran bila Nabi saw pernah bersabda, "Andai ada nabi setelah aku,
pastilah dia itu Umar". Sebelum menjadi muslim, Umar juga orang yang
sangat diharapkan oleh Nabi untuk memeluk Islam agar perjalanan dakwah
menjadi kuat.
Dalam tulisan ini, saya hanya akan membahas
sebuah statemen Khalifah Umar yang pernah menyatakan, "Nikmatul Bid'ah
hadzihi", bid'ah paling nikmat adalah ini, sambil beliau menunjuk
pelaksanaan ibadah shalat tarawih sebanyak 20 rakaat yang
diselenggarakan secara berjamaah di masjid.
Yah, sebelum
masa Khalifah Umar, shalat tarawih 20 rakaat belum pernah dilaksanakan
berjamaah secara full di sebuah masjid. Di era Nabi, beliau saw
mengimami shalat tarawih di masjid hanya 8 rakaat, sisanya yang 12
rakaat dilakukan Nabi dan para sahabat secara individual di rumah
masing-masing. Ada pula yang melanjutkan sisanya (12 rakaat) secara
berjamaah, tapi berkelompok-kelompok, tidak dalam satu masjid.
Jadi
jelas, berdasarkan hadis shahih riwayat Bukhari dan Muslim, jumlah
rakaat tarawih adalah sebanyak 20 rakaat, bukan 8 rakaat seperti yang
dipahami oleh sebagian umat Islam. Hanya memang, sekali lagi, Nabi
Muhammad saw melaksanakannya 8 rakaat di masjid secara berjamaah dan 12
sisanya di rumah secara individual.
Begitu pula di era
Khalifah Abu Bakar yang hanya berlangsung 3 tahun, belum pernah ada
shalat tarawih full 20 rakaat secara berjamaah di masjid. Dan, ketika
Umar bin Khattab menjabat sebagai Khalifah, beliau menginstruksikan agar
shalat tarawih 20 rakaat dilaksanakan secara berjamaah di dalam masjid.
Keputusan
Umar tersebut diamini oleh para sahabat Nabi, termasuk Siti Aisyah,
isteri Nabi yang mendukung ide brilyan Umar bin Khattab. Dengan
pelaksanaan shalat tarawih full 20 rakaat secara berjamaah di bulan
Ramadan, apalagi di masjid sebagai pusat peribadatan dan tempat i'tikaf,
maka keputusan ini berdampak positif bagi perkembangan Islam dan
persatuan umat.
Ketika keputusan itu telah dilaksanakan
dan disambut suka cita oleh para sahabat dan tabiin, Umar pun dinilai
sebagai khalifah yang sukses. Ijtihadnya ini menuai banyak pujian.
Sebuah langkah inovatif dalam menghidupkan malam-malam penuh berkah di
bulan Ramadan.
Karena hal itu merupakan "cara atau model
baru" (baca: bid'ah), maka muncul sebuah pernyataan langsung dari
Khalifah Umar bin Khattab, "Tarawih 20 rakaat secara berjamaah di masjid
adalah Bid'ah paling nikmat". Dengan kata lain, itulah inovasi
beribadah yang sangat baik. Meski cara itu tidak dilakukan Nabi, bukan
berarti tidak benar. Namun justru, inilah "Bid'ah Hasanah" sebagai buah
ijtihad dari Umar yang didukung para sahabat Nabi.
Disebut
kata "bid'ah", ada saja orang yang alergi. Padahal, tidak semua bid'ah
adalah sesat, sebagaimana pemahaman segelintir orang dengan menyitir
hadis Nabi, "Kullu bid'atin dholalah", yang lalu diterjemah "Setiap
bid'ah adalah sesat, keliru". Padahal, makna yang tepat dari kata
"kullu" dalam hadis tersebut berarti "sebagian, beberapa", bukan "setiap
atau semua".
"Semua mobil mahal", bukan berarti semuanya,
sebab ada sebagian yang murah. Ketika Allah berfirman, "Aku jadikan
segala sesuatu dari air", maka bukan berarti semua ciptaan-Nya terbuat
dari air. Ada yang tercipta dari cahaya (malaikat), api (setan, jin),
dan sebagainya.
Ringkasnya, ada bid'ah hasanah (baik,
benar) ada bid'ah sayyiah (salah, sesat, keliru). Jika kata bid'ah masih
dikonotasikan buruk dan dipandang negatif sebab ia adalah sesuatu yang
belum dilaksanakan di era Nabi, maka tendensi inilah yang sepertinya
ingin ditepis oleh Khalifah Umar dengan pernyataan beliau, "Sesungguhnya
bid'ah paling nikmat adalah shalat tarawih".
Selamat
menghiasi malam-malam penuh berkah di bulan Ramadan dengan shalat
tarawih 20 rakaat berjamaah, sebuah bid'ah paling nikmat khas Ramadan.














0 komentar:
Posting Komentar